2.1 Konsep Dasar Sistem
Menurut Hasan Shadily dalam (Teguh Wahyono, 2004), mendefinisikan sistem sebagai berikut : “Sistem diartikan sebagai susunan. Seperti yang terdapat dalam kata sistem syaraf, berarti susunan syaraf”. Sedangkan Menurut M.J Alexander dalam, (Teguh Wahyono,2004) “Sistem merupakan suatu group dari elemen elemen baik yang berbentuk fisik maupun non fisik yang suatu kumpulan saling berhubungan diantarnya dan berinteraksi bersama-sama menuju satu atau lebih tujuan, sasaran atau akhir dari sebuah sistem”. Menurut Gordon B. Davis yang diterjemahkan oleh Andreas S.Adiwardhana (1999) “Sistem bisa berupa abstrak atau fisis. Sistem yang abstrak adalah susunan yang teratur dari gagasan-gagasan atau konsepsi yang saling bergantung”. Misalnya, sistem teologi adalah susunan yang teratur dari gagasan gagasan tentang Tuhan, manusia dan lain sebagainya.
https://www.academia.edu/7131064/PERANCANGAN_SISTEM_INFORMASI_PENGIRIMAN_PAKET_BARANG_STUDI_KASUS_PADA_CV.TIKI_TANDUN
2.1.2klasifikasi system
1.Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System)
Sistem abstrak adalah “sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik”.
(Contoh: Sistem Teologi -> hubungan Manusia, Alam dan Allah)
Sistem fisik adalah “sistem yang ada dan tampak secara fisik”.
(Contoh : Sistem Komputer, Sistem Transportasi, Sistem Perguruan Tinggi).
- Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System)
Sistem alamiah adalah “sistem yang terjadi melalui proses alam dan tidak dibuat manusia”.
(Contoh : Sistem Tata Surya).
Sistem buatan manusia adalah “sistem yang dirancang oleh manusia dan melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin”.
(Contoh : Sistem Informasi, Sistem Komputer, Sistem Mobil, Sistem Telekomunikasi).
- Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)
Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi, interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluarannya dapat diramalkan
(Contoh : Sistem Komputer melalui program).
Sistem tak tentu adalah “sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas”.
(Contoh : Sistem Evapotranspirasi, Sistem Serapan Hara, Sistem Fotosintesis)
- Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup
– Sistem terbuka (Open System) merupakan sistem yang berhubungan dan mendapatkan pengaruh dari lingkungan luar untuk mendapatkan inputan dan melakukan proses sehingga menghasilkan keluaran. Karena sistem ini merupakan sistem yang mendapatkan pengaruh dari lingkungan luar atau merupakan sistem yang terbuka, maka sistem ini harus memiliki pengendalian yang baik, sehingga secara relatif tertutup, karena sistem yang tertutup akan secara otomatis akan terbuka untuk pengaruh yang positif saja.
Contohnya sistem keorganisasian ,sistem penilaian akademik,sistem pembayaran listrik,dan sistem penggajian.
– Sistem tertutup (Close System) kebalikan dari sistem terbuka, yaitu sistem yang tidak behubungan dan tidak mendapatkan pengaruh dari lingkungan luar, sehingga sistem ini tidak melakukan pertukaran materi, energi, ataupun informasi, dan secara otomatis akan bekerja tanpa adanya campur tangan dari lingkungan luar.
Contohnya reaksi kimia dalam sebuah tabung. Secara teoritis sistem tersebut ada, akan tetapi pada kenyataanya sistem tersebut tidak sepenuhnya tertutup, yang ada hanyalahrelatively close system (sistem yang relatif tertutup atau tidak sepenuhnya tertutup),sistem penerimaan mahasiswa baru( SNMPTN),,sistem penentuan golongan darah.
- Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks
Dilihat dari tingkat kerumitannya sistem juga dapat dibagi menjadi sistem sederhana dan sistem kompleks. Contoh dari sistem sederhana yaitu sistem yang ada pada sepeda, sedangkan contoh dari sistem kompleks yaitu terjaddi pada otak manusia
http://petrussibuea.blogspot.co.id/2015/05/klasifikasi-sistem-dan-contohnya.html
2.1.3 Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakterisktik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen-kompone (components), batasan sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environments), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolah (proses), dan sasaran (objectives)
Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:
- Komponen (components) Suatu sistem yang terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bakerja sama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen dari suatu system biasanya dikenal dengan subsistem. Subsistem mempunyai syarat-syarat dari sistem itu sendiri dalam menjalankan fungsinya dan mempunyai sistem secara keseluruhan.
- Batasan Sistem (boundary)Batasan system merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem di pandang sebagai satu kesatuan. Batasan sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.
- Lingkungan Luar Sistem (environments)Lingkungan luar sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar dapat bersifat menguntungkan dan juga merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energy dari sistem dan lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelansungan hidup dari sistem.
- Penghubung Sistem (interface)Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya.
- Masukan Sistem (input)Masukan sistem adalah energy yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang di masukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.
- Keluaran Sistem (Output) Keluaran sistem adalah hasil dari energy yang di olah dan di klasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada suprasistem.
- Pengolah Sistem (proses)Suatu system dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.
- Sasaran Sistem (objectives)Merupakan tujuan yang akan dicapai untuk menentukan masukan yang dibutuhkan system dari keluaran yang akan dihasilkan system.
http://yeni-rockerz2.blogspot.co.id/2014/04/pengertian-sistem-karakteristik-sistem.html
2.1.4 Elemen Sistem
Elemen sistem
Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu : tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan. Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem :
2.1.4 Elemen Sistem
Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu : tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan. Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem :
- Tujuan
Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.
- Masukan
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan).
- Proses
Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien.
- Keluaran
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya
- Batas
Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai contoh, tim sepak bola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan pemain. Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan dapat mengurangi keterbatasan dana.
- Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik
Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.
- Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem.
Sumber : https://dimas347.wordpress.com/2010/12/08/karakteristik-sistem/
2.1.2 Teori Konsep Dasar Data dan Informasi
1.Definisi Data
Sumber informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data item. Terdapat beberapa pengertian data menurut beberapa ahli, diantaranya:
1)Data adalah fakta yang tidak sedang digunakan pada proses keputusan, biasanya dicatat dan diarsipkan tanpa maksud untuk segera diambil kembali untuk pengambilan keputusan (Kumorotomo dan Margono, 2010:11)
2)Data didefinisikan sebagai representasi dunia nyata mewakili suatu objek seperti manusia, hewan, peristiwa, konsep, keadaan dan sebagainya yang direkam dalam bentuk angka,huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya. Dengan kata lain,data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan yang nyata. Data merupakan material atau bahan baku yang belum mempunyai makna atau belum berpengaruh langsung kepada pengguna sehingga perlu diolah untuk dihasilkan sesuatu yang lebih bermakna (Mulyanto, 2009:15).
3)Menurut Kadir (2009:3),bahwa “data adalah suatu bahan mentah yang kelak dapat diolah lebih lanjut untuk menjadi suatu yang lebih bermakna. Data inilah yang nantinya akan disimpan dalam database”.
Dari poin-poin diatas mengenai data dapat disimpulkan bahwa data merupakan bahan yang akan diolah menjadi suatu bentuk yang lebih bergunadan bermanfaat. Proses pengolahan data yang disebut siklus pengolahan data (Data Processing Cycle) terdiri dari tiga proses yaitu:
1.Tahapan Input
Dilakukan dengan pemasukan data ke dalam proses komputer lewat alat input (input device).
2.Tahapan Process
Dilakukan proses pengolahan data yang sudah dimasukkan yang dilakukan oleh data pemroses (process device) yang dapat berupa proses perhitungan, pengendalian, atau pencarian pada storage.
3.Tahapan output
Dilakukan proses penghasilan output dari hasil pengolahan data ke alat output (output device) yaitu berupa informasi.
2.Bentuk Data
Menurut Yakub (2012:5)[6],data dapat dibentuk menjadi 5,antara lain:
1)Teks
Teks merupakan sederatan huruf, angka, dan simbol-simbol yang kombinasinya tidak tergantung pada masing-masing item secara individual misalnya, artikel,koran, majalah, dan lain-lain.
2)Data yang terformat
Data yang terformat merupakan data dengan suatu format tertentu, misalnya, data yang menyatakan tanggal atau jam, dan nilai mata uang.
3)Citra (Image)
Citra (Image) merupakan data dalam bentuk gambar, citra dapat berupa grafik, foto, hasil rontsen, dan tanda tangan.
4)Audio
Audio merupakan data dalam bentuk suara misalnya, instrument musik, suara orang, suara binatang, detak jantung, dan lain-lain.
5)Video
Video merupakan data dalam bentuk gambar bergerak dan dilengkapi dengan suara misalnya, suatu kejadian dan aktivitas dalam bentuk film.
3.Sumber Data
Menurut Yakub (2012:6),data dapat diperoleh dari berbagai sumber untuk memperolehnya. Sumber data diklasifikasikan sebagai sumber data internal, sumber data personal, dan sumber data eksternal.
1)Data Internal
Data internal sumbernya adalah orang, produk, layanan, dan proses. Data internal umumnya disimpan dalam basis data perusahaan dan biasanya dapat diakses.
2)Data Personal
Sumber data personal bukan hanya berupa fakta, tetapi dapat juga mencakup konsep, pemikiran dan opini.
3)Data Eksternal
Sumber data eksternal dimulai dari basis data komersial hingga sensor dan satelit. Data ini tersedia di compact disk, flashdisk atau media lainnya dalam bentuk film, suara, gambar, atlas, dan televisi.
4.Hirarki data
Menurut Yakub (2012:6),Hirarki data dapat diorganisasikan menjadi beberapa level, antara lain sebagai berikut:
- a) Elemen Data
Elemen data adalah satuan data terkecil yang tidak dapat dipecah lagi menjadi unit lain yang bermakna. Istilah lain dari elemen data dalam basis data relasional adalah field, kolom, item, dan atribut.
- b) Record
Record adalah gabungan sejumlah elemen data yang saling terkait. Istilah lain dari record dalam basis data relasional adalah baris atau tupel.
- c) File
File adalah kumpulan record sejenis yang mempunyai panjang atribut sama, namun berbeda isinya. Istilah lain dari file dalam basis data relasional adalah berkas, tabel, dan relasi. Informasi tanpa adanya data maka informasi tersebut tidak akan terbentuk. Begitu pentingnya peranan data dalam terjadinya suatu informasi yang berkualitas. Keakuratan data sangat mempengaruhi terhadap keluaran informasi yang akan terbentuk.
http://winiartiprastiwi.ilearning.me/laporan-kkp/bab-ii/teori-khusus/2-1-2-teori-konsep-dasar-data-dan-informasi/
2.3 Teori Informasi
Definisi Informasi
Berikut ini beberapa pendapat mengenai definisi informasi:
1)Informasi adalah sekumpulan fakta (data) yang diorganisasikan dengan cara tertentu sehingga mereka mempunyai arti bagi si penerima.Sutarman(2012:14)
2)Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna atau lebih berarti bagi yang menerimanya. (Hidayat, 2009:10)
3)Informasi adalah data yang sudah mengalami pemrosesan sedemikian rupa sehingga dapat digunakan oleh pengunanya dalam membuat keputusan. (Sarosa, 2009:12)
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa “Informasi adalah data yang sudah diolah sehingga mempunyai arti untuk dapat digunakan dalam membuat keputusan”.
Kualitas Informasi
Kualitas suatu informasi tergantung dari 3 hal, yaitu informasi harus akurat, tepat waktu, dan relevan. Penjelasan tentang kualitas informasi tersebut dipaparkan di bawah ini menurut Tata sutabri (2012:43):
1) Akurat (Accurate)
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena biasanya dari sumber informasi sampai penerima informasi ada kemungkinan terjadi gangguan yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.
2) Tepat Waktu (Timelines)
Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usung tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan suatu landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal bagi organisasi.
3) Relevan (Relevance)
Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya, dimana relevansi informasi untuk tiap-tiap individu berbeda tergantung pada yang menerima dan yang membutuhkan. Nilai informasi ditentukan oleh dua hal yaitu manfaat dan biaya. Suatu informasi dikatakan bernilai apabila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.
Fungsi Informasi
Menurut Jogiyanto H.M. (2010:10), “Fungsi informasi adalah untuk menambah pengetahuan dan mengurangi ketidakpastian pemakai informasi.Fungsi informasi tidak mengarahkan pengambilan keputusan mengenai apa yang harus dilakukan, tetapi untuk mengurangi keanekaragaman dan ketidakpastian yang menyebabkan diambilnya suatu keputusan yang baik”.
Nilai Informasi
Suatu informasi dikatakan bernilai bila informasi lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi hal ketidakpastian didalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. Nilai dari informasi ditentukan dari dua hal yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan di dalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapakegunaan. Pengukuran suatu nilai informasi biasanya dihubungkan dengan Analysis Cost Effectiveness atau Cost Benefit. Adapun 10 (sepuluh) sifat yangdapat menentukan nilai informasi yaitu sebagai berikut:
1.Kemudahan dalam Memperoleh (Accesibility)
Informasi memiliki nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh.
2.Sifat Luas dan Kelengkapannya (Comprehensiveness)
Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup atau cakupan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik.
3.Ketelitian (Accuracy)
Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang tinggi. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.
4.Kecocokan dengan Pengguna (Relevance)
Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya karena tidak dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan.
5.Ketepatan Waktu (Timelines)
Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika terlambat diterima atau usang, karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan.
6.Kejelasan (Clarity)
Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi. Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.
7.Fleksibilitas (Flexibility)
Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas tinggi. Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manager atau pimpinan pada saat pengambilan keputusan.
8.Dapat Dibuktikan (Verified)
Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat dibuktikan kebenarannya.
9.Tidak Ada Prasangka (Unprejudiced)
Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.
10.Dapat Diukur (Measurable)
Informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapatdiukur agar dapat mencapai nilai yang sempurna. (Jogiyanto H.M., 2010:11)
http://winiartiprastiwi.ilearning.me/laporan-kkp/bab-ii/teori-khusus/2-1-2-teori-konsep-dasar-data-dan-informasi/2.4 Pengertian Sistem Informasi
2.4.1. Definisi Sistem Informasi
Menyangkut pemahaman tentang pengertian sistem informasi ini, dalam bukunya Agus Mulyanto (2009:29) mengutipkan beberapa pendapat para ahli, diantaranya:
1.Menurut James alter, sistem informasi adalah “kombinasi antar prosedur kerja, informasi, orang dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi”.
2.Menurut Bodnar dan Hopwood, sistem informasi adalah “kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna”.
3.Menurut Gelinas, Oram dan Wiggins, sistem informasi adalah “suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada pemakai”.
4.Menurut Turban, McLean dan Waterbe, sistem informasi adalah “sistem yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan mneyebarkan informasi untuk tujuan spesifik”.
5.Menurut Joseph Wilkinson, sistem informasi adalah “kerangka kerja yang mengkoordinasikan sumber daya (manusia, komputer) untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan”.
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu sistem yang terdiri dari kumpulan komponen sistem, yaitu software, hardware dan brainware yang memproses informasi menjadi sebuah output yang berguna untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam suatu organisasi.
2.4.2. Komponen Dasar Sistem Informasi
Menurut Agus Mulyanto (2009:31), “sistem informasi terdiri dari lima sumber daya yang dikenal sebagai komponen sistem informasi. Kelima sumber daya tersebut adalah manusia, hardware, software, data, dan jaringan. Kelima komponen tersebut memainkan peranan yang sangat penting dalam suatu sistem informasi. Namun dalam kenyataannya, tidak semua sistem informasi mencakup kelima komponen tersebut”. berikut merupkan penjelasan komponen dari sistem informasi :
- Sumber Daya Manusia
Manusia mengambil peranan yang penting bagi sistem informasi. Manusia dibutuhkan untuk mengoperasikan sistem informasi. Sumber daya manusia dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu pengguna akhir dan pakar sistem informasi. Pengguna akhir adalah orang-orang yang menggunakan informasi yang dihasilkan dari sistem informasi, sedangkan pakar sistem informasi orang-orang yang mengembangkan dan mengoperasikan sistem informasi.
- Sumber Daya Hardware
Sumber daya hardware adalah semua peralatan yang digunakan dalam pemrosesan informasi. Sumber daya ini tidak hanya sebatas komputer saja, melainkan semua media data seperti lembaran kertas dandisk magnetic atau optikal.C. Sumber Daya Software
Sumber daya software adalah semua rangkaian perintah (instruksi) yang digunakan untuk memproses informasi. Sumber daya ini tidak hanya berupa program saja, tetapi juga berupa prosedur.
- Sumber Daya Data
Sumber daya data bukan hanya sekedar bahan baku untuk memasukan sebuah sistem informasi, melainkan sebagai dasar membentuk sumber daya organisasi.
- Sumber Daya Jaringan
Sumber daya jaringan merupakan media komunikasi yang menghubungkan komputer, memproses komunikasi, dan peralatan lainnya, serta dikendalikan melalui software komunikasi. Sumber daya ini dapat berupa media komunikasi seperti kabel, satelit dan dukungan jaringan seperti modem, softwarepengendali, serta prosesor antar jaringan
http://zukhrufiah.blogspot.co.id/2015/07/pengertian-sistem-informasi.htm
. 2.4.2. Jenis Sistem Informasi
2.4.1Sistem Informasi Menurut Level Organisasi
Berdasarkan level organisasi, sistem informasi dikelompokkan menjadi:
- sistem informasi departemen.
- sistem informasi perusahaan, dan
- sistem informasi antarorganisasi.
Sistem informasi departemen (departmental information system) adalah sistem informasi yang hanya digunakan dalam sebuah departemen. Sebagai contoh, departemen SDM (Sumber Daya Manusia) memiliki sejumlah program (aplikasi). Misalnya, saiah satu aplikasi digunakan untuk memantau kinerja pegawai dan aplikasi yang lain digunakan untuk menangani peiamar. Kumpulan aplikasi ini membentuk sebuah sistem yang disebut sistem informasi SDM (human resource information system atau HRIS).
Sistem informasi perusahaan (enterprise information system) merupa-kan sistem informasi yangtidak terletak pada masing-masing departemen, melainkan berupa sebuah sistem terpadu yang dapat dipakai oleh sejumlah departemen secara bersama-sama. Sebagai contoh, sistem infor¬masi perguruan tinggi mengintegrasikan bagian-bagian seperti peng-ajaran, keuangan, dan kemahasiswaan.
Sistem informasi antarorganisasi (interorganizational information system atau terkadang disebut IOS / interorganization system) merupakan jenis sistem informasi yang menghubungkan dua organisasi atau lebih. Sebagai gambaran, sistem informasi reservasi pesawat terbang adalah contoh sistem informasi yang memungkinkan biro perjalanan yang menjual tiket dan maskapai penerbangan bisa berbagi informasi. Contoh yang lain yaitu sistem para pemasok yang dapat dihubungkan ke sistem infor-masi Wal-Mart (www.walmart.com), retailer terkemuka di Amerika, yang memungkinkan pihak pemasok dapat segera mengetahui sediaan yang berada di bawah level minimum sehingga pemasok dapat segera mengirimkan produk mereka ke Wal-Mart (Ebert dan Griffin, 2003). Pada awal 1990-an, perusahaan IBM, Apple, dan Motorola membentuk aliansi strategis yang dimaksudkan untuk mematahkan dominasi Intel ter-hadap pasar CPU (central processing unit). Ketiga perusahaan ini meng-gunakan IOS sebagai sarana berbagi informasi dalam pengembangan produk. Chip yang disebut PowerPC merupakan hasil dari kolaborasi ter-sebut (Haag, 1999). Kini, model seperti ini banyak diimplementasikan dalam perdagangan elektronis (e-Commerce) yang menghubungkan pemasok dan penjual, atau yang lebih dikenal dengan sebutan B2B atau . Business to Business.
Serupa dengan pembagian menurut level organisasi, Kroenke (1992) mengklasifikasikan sistem informasi dalam sebuah organisasi menjadi tiga kelompok:
- Sistem informasi pribadi,
- Sistem informasi kelompok kerja (workgroup information system), dan
- Sistem informasi perusahaan (enterprise information system).
Sistem Informasi Fungsional
Sebagaimana diketahui, sebuah organisasi memiliki sejumlah area fungsional seperti Akuntansi, Pemasaran, Produksi, dan sebagainya.
Beberapa sistem informasi fungsional yang umum adalah sebagai berikut:
- Sistem informasi akuntansi (accounting information system)
- Sistem informasi keuangan (finance information system)
- Sistem informasi manufaktur (manufacturing/production infor¬mation system)
- Sistem informasi pemasaran (marketing information system atau MKIS)
- Sistem informasi SDM (human resources information system atau HRIS)
Tentu saja, macam-macam sistem informasi fungsional yang tersedia antara satu perusahaan dengan perusahaan lain berbeda-beda. Sebagai contoh, perusahaan distribusi tidak memiliki sistem informasi produksi.
Perlu diketahui bahwa sistem-sistem informasi fungsional tidak berciri sendiri secara fisik. Sistem-sistem informasi ini berbagai sumber daya dalam organisasi. Dalam sistem informasi perusahaan, sistem-sistem informasi fungsional ini berkedudukan sebagai subsistem-subsistem.
Penggolongan sistem-sistem informasi fungsional sering kali didasarkan pada perspektif yang berbeda. Hall (2001) membedakan sistem infor¬masi akuntansi dengan sistem informasi lainnya. Semua informasi, selain sistem informasi akuntansi, dianggap sebagai sistem informasi mana-jemen. Jika sistem informasi akuntansi mencakup semua transaksi yang berhubungan dengan keuangan dalam perusahaan, sistem informasi manajemen mencakup semua transaksi non-keuangan. Oleh karena itu, sistem informasi akuntansi dibedakan dengan sistem informasi mana¬jemen. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa sistem informasi akuntansi sebenarnya hanyalah bagian dari sistem informasi manajemen (Gelinas, Oram, dan Wiggins, 1990). Atau, beberapa sistem fungsional sebenarnya adalah bagian atau subsistem dari sistem informasi akuntansi (Romney, Steinbart, dan Cushing, 1997). Menurut McLeod (1988), sistem informasi justru merupakan subsistem bagi sistem informasi fungsional yang lain. Pada prinsipnya, pandangan-pandangan yang telah diutarakan tak ada yang salah, karena hal itu memang tergantung pada implementasi sistem informasi itu sendiri.
Sistem Informasi Berdasarkan Dukungan yang Tersedia
Berdasarkan dukungan yang diberikan kepada pemakai, sistem informasi yang digunakan pada semua area fungsional dalam organisasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
- Sistem Pemrosesan Transaksi (transaction processing system atau TPS).
- Sistem Informasi Manajemen (management infromation system atau MIS).
- Sistem Otomasi Perkantoran (office automation system I OAS).
- Sistem Pendukung Keputusan (decision support system atau DSS).
- Sistem Informasi Eksekutif (executive infromation system atau EIS).
- Sistem Pendukung Kelompok (group support system atau GSS).
- Sistem Pendukung Cerdas (intelligent support system atau ISS).
Sistem-sistem di depan juga sekaligus menyatakan evolusi sistem informasi yang berbasis komputer. TPS muncul pada pertengahan 1950-an, kemudian disusul dengan MIS pada tahun 1960-an, OAS pada tahun I970-an, DSS pada tahun 1970-an hingga 1980-an. Aplikasi sistem pakar komersial yang pertama muncul pada tahun 1980-an. GSS dan ISS mulai Tiuncul pada dekade 1990-an.
http://fairuzelsaid.com/jenis-jenis-sistem-informasi/
2.4.4. Metodologi Pengembangan Sistem
metodologi pengembangan perangkat lunak atau metodologi pengembangan sistem adalah suatu kerangka kerja yang digunakan untuk menstrukturkan, merencanakan, dan mengendalikan proses pengembangan suatu sistem informasi. Banyak ragam kerangka kerja yang telah dikembangkan selama ini, yang masing-masing memiliki kekuatan dan kelemahan sendiri-sendiri.
Suatu metodologi pengembangan sistem tidak harus cocok untuk digunakan untuk semua proyek. Masing-masing metodologi mungkin cocok diterapkan untuk suatu proyek tertentu, berdasarkan berbagai pertimbangan teknis, organisasi, proyek, serta tim.
Beberapa contoh metodologi pengembangan perangkat lunak yang tersedia di antaranya adalah waterfall, prototyping, incremental, spiral, dan RAD.
Menurut Hanif Al Fatha, metodologi Waterfall merupakan model klasik yang sederhana dengan aliran sistem yang linier. Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Winston Royce tahun 1970, saat ini lebih di kenal dengan linear Sequential Model.
Karakteristik metodologi waterfall meliputi beberapa bagian, yaitu:
Aktivitas mengalir dari fase ke fase lainnya secara berurutan
Setiap fase di kerjakan terlebih dahulu sampai selesai, jika sudah selesai maka menuju fase berikutnya.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informas